Disampaikan dalam:
“SAMBUTAN PELEPASAN PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIV (44) TAHUN 2020“ LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya,
Marilah senantiasa kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kita dapat hadir dalam Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLIV (44) Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Bapak, Ibu dan para hadirin yang saya hormati,
ASN memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Jajaran ASN juga menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjadi motor penggerak dalam pembangunan nasional. Terlebih, saat ini sudah memasuki fase RPJMN keempat tahun 2020-2024, dimana kita akan mewujudkan birokrasi pemerintahan berkelas dunia.
Dalam mewujudkan pemerintahan berkelas dunia, tentunya harus diantisipasi dengan persiapan dan kesigapan dalam beradaptasi dengan perubahan yang super cepat di era industri 4.0 dan era tatanan kehidupan normal baru. ASN juga dituntut untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
Perkembangan teknologi informasi terutama komputerisasi dan media sosial mempermudah cara kerja birokrasi. Namun, di sisi lain, teknologi tersebut juga memfasilitasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya dan menuntut pelayanan yang lebih baik dari ASN.
Maka, ASN harus memberikan pelayanan masyarakat dengan meningkatkan kualitas kerja, tata kelola pemerintahan, dan menjaga akuntabilitas dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Mau tidak mau ASN harus selalu open minded, terus melakukan inovasi, dan menyederhanakan proses kerja. ASN harus memanfaatkan kemajuan teknologi, pengetahuan, serta berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Dari kondisi yang ada, kita masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan birokrasi, antara lain komposisi ASN masih didominasi jabatan administrasi umum, masih tingginya ketimpangan (mismatch) antara jabatan ASN dengan potensi kewilayahan yang ada, profesionalitas ASN harus terus ditingkatkan, serta disiplin yang masih membutuhkan pembinaan intensif.
Hadirin yang saya banggakan,
Untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa yang semakin kompleks, dinamis, serta menjawab permasalahan dalam birokrasi pemerintahan, perlu upaya yang luar biasa (extraordinary), dan jangan bekerja secara rutinitas dan biasa-biasa saja. Salah satunya adalah mengubah pola pikir dan cara pandang kita terhadap keberadaan ASN yang sebelumnya dipahami hanya digerakkan oleh aturan (rule based), menjadi modal SDM investatif yang berorientasi kepada kinerja (performance based). Karena itulah, maka arah kebijakan pembangunan ASN kedepan dikembangkan berdasarkan prinsip dasar human capital management, mulai dari perencanaan ASN; perekrutan dan seleksi; pengembangan kompetensi; penilaian kinerja dan penghargaan; pengembangan karir; sampai dengan peningkatan penghargaan.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional merupakan bagian dari pembinaan karir seorang aparatur. Tentu saja pelatihan ini bukan sekedar rutinitas atau pun formalitas saja, pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi seseorang. Oleh karena itu, pejabat yang mengikuti pelatihan merupakan orang pilihan untuk memperoleh kesempatan memperluas wawasan dan pengalaman untuk dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kinerja individu peserta maupun kinerja organisasi.
Seusai pelatihan ini, Saudara diharapkan dapat meningkatkan kemampuan secara berkelanjutan untuk menyegarkan organisasi sesuai dengan visi perubahan yang telah Saudara kembangkan selama pelatihan. Harapannya, alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I ini dapat mengakselerasi terwujudnya birokrasi pemerintahan yang bersih dan akuntabel, yang efektif dan efisien, serta memiliki pelayanan publik yang berkualitas.
Bapak, Ibu dan para hadirin yang saya hormati,
Berkaitan dengan kepemimpinan dalam pemerintahan, saya kira ini relevan dengan kondisi saat ini, dimana secara nasional kita sedang menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 semakin mempercepat penerapan otomatisasi, artificial intelligent, dan big data pada semua sektor kehidupan.
Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada semua jajaran pemerintahan, bahwa saat ini kita berada dalam suasana krisis. Oleh karenanya, kita tidak bisa lagi menggunakan cara bekerja yang biasa-biasa saja, monoton, dan konservatif. Dari arahan Bapak Presiden, saya melihat ada beberapa hal yang kita perlukan dalam diri pemimpin di pemerintahan.
Pertama adalah diperlukan kepemimpinan inovatif. Yaitu, model kepemimpinan yang selalu berfikir untuk melakukan upaya terobosan dan lompatan. Kepemimpinan inovatif kita lawankan dengan kepemimpinan konservatif yang biasanya membawa masa lalu kepada masa kini. Kita ingin menghadirkan kepemimpinan inovatif yang menghadirkan masa depan di masa kini.
Kepemimpinan inovatif bukanlah pola kepemimpinan yang suka menabrak peraturan. Kemimpinan inovatif selalu melakukan tindakan kreatif dalam koridor peraturan yang berlaku.
Kedua adalah kita memerlukan kemimpinan yang melayani. Menurut Greenleaf kepemimpinan melayani itu dimulai dari sikap diri sendiri, artinya seorang pemimpin dapat melaksanakan kepemimpinan melayani jika ada semangat yang tulus dalam dirinya untuk menjadi yang terdepan dalam pelayanan.
Indonesia memerlukan pemimpin pemerintahan yang melayani untuk menghadapi era krisis seperti saat ini, termasuk bagaimana Indonesia meningkatkan daya saing, baik secara regional maupun global, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah secara terus-menerus.
Dari catatan yang ada, setidaknya ada 10 karakter pemimpin yang melayani.
Pertama, lebih banyak mendengar. Pemimpin yang melayani berusaha mengenali dan memahami dengan jelas kehendak orang lain.
Kedua, memahami orang lain dan berempati. Pemimpin yang melayani berusaha untuk memahami dan memberikan empati kepada orang lain.
Ketiga, kemampuan untuk memprediksi segala kemungkinan yang timbul. Kemampuan memprediksi atau meramalkan adalah ciri khas yang memungkinkan pemimpin yang melayani bisa memahami pelajaran dari masa lalu, realita masa sekarang dan kemungkinan konsekuensi sebuah keputusan untuk masa depan.
Keempat, pengendalian diri. Pengendalian diri ini timbul dari kesadaran akan diri sendiri dan keberadaan orang lain dapat turut memperkuat pemimpin pelayan.
Kelima, membangun kekuatan persuasif. Cirinya yaitu mengandalkan kemampuan meyakinkan orang lain, bukannya karena wewenang atau kedudukan. Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain, bukannya memaksakan kepatuhan.
Keenam, mempunyai kemampuan dalam konsep dan mampu mengkomunikasikan konsep tersebut. Pemimpin yang melayani berusaha memelihara kemampuan mereka untuk “memiliki impian besar”.
Ketujuh, kemampuan untuk mengatasi keadaan. Seorang pemimpin pelayan harus mampu dan mempunyai kesempatan menggerakkan hati dan memberi semangat kepada orang-orang yang berhubungan dengan mereka.
Kedelapan, kemampuan untuk memegang amanah. Hal ini ditunjukkan dari komitmen untuk melayani orang lain dan memerlukan adanya keterbukaan dan kejujuran.
Kesembilan, kepedulian terhadap keselamatan rakyatnya. Pemimpin pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsik yang melampaui sumbangan nyata yang telah mereka berikan selama ini. Dalam sifatnya yang seperti ini, pemimpin pelayan sangat berkomitmen terhadap pertumbuhan pribadi, profesional dan spiritual setiap individu.
Kesepuluh, membentuk lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yang kondusif secara internal dan eksternal diharapkan akan meningkatkan performansi organisasi secara maksimal. Kemampuan pemimpin pelayan dalam menciptakan suasana rasa saling percaya akan membentuk kerja sama yang cerdas dalam suatu tim kerja.
Bapak, Ibu dan para hadirin yang saya hormati,
Sekembalinya Saudara ke instansi masing-masing, Saya berharap agar ide-ide atau pemikiran yang didapatkan dari Pelatihan Kepemimpinan serta proyek perubahan yang Saudara gulirkan dapat diimplementasikan dan dikembangkan untuk mendukung reformasi di instansi masing-masing.
Saya juga mengingatkan agar terus dibangun kebersamaan dan penguatan jaringan (network) yang sudah terjalin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kompetensi di bidang manajemen pemerintahan dan pembangunan. Saya juga mendoakan agar Saudara-saudara menjadi pemimpin yang amanah, inovatif, dan melayani.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi para peserta. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om, Santi, Santi, Santi Om.
JAKARTA, 9 JULI 2020
MENTERI PANRB TJAHJO KUMOLO